Pemanfaatan Ganja dalam Pengobatan dari Masa ke Masa
KOMPAS.com - Kepemilikan, penanaman, serta konsumsi ganja atau mariyuana (cannabis) dianggap ilegal di banyak negara. Padahal, tanaman ini sudah dipakai dalam dunia pengobatan selama ribuan tahun silam.Ganja memang dianggap sebagai tanaman herbal oleh para tabib di zaman nenek moyang. Tanaman ini dianggap sebagai obat manjur untuk menghilangkan rasa nyeri hingga kecemasan.
Sejak zaman kuno, hemp (salah satu jenis tanaman ganja yang efeknya lebih ringan dari mariyuana) merupakan produk agrikultur yang dimanfaatkan untuk dipakai sebagai minyak, diambil bijinya, serta seratnya dipakai untuk membuat tali dan pakaian.
Tiongkok konon menjadi negara pertama yang memanfaatkan hemp. Tanaman ini ditanam untuk makanan dan juga manfaat lainnya. Dari negeri ini pula tanaman ganja sebagai obat diperkenalkan ke negara-negara lainnya. Ganja sebagai obat penghilang nyeri dan penyakit lainnya kemudian menyebar ke Asia sampai Timur Tengah dan Afrika.
Menurut legenda China, Kaisar Shen Neng (2737 SM) merupakan pemimpin yang secara resmi meresepkan teh mariyuana untuk pengobatan. Di masa itu ganja dipakai untuk menghilangkan nyeri dan mengobati berbagai kondisi, termasuk asma urat, rematik, malaria, dan daya ingat lemah.
Tapi dokter mengingatkan pasiennya untuk tidak menggunakannya secara berlebihan karena mereka percaya hal itu bisa membuat seseorang "melihat setan".
Berbeda dengan dunia Barat dan beberapa negara Asia seperti Tiongkok dan Jepang, sejak dahulu India paling dekat dengan penggunaan ganja, baik untuk pengobatan, upacara keagamaan, rekreasi, dan spritiual.
Tanaman ganja kerap dicampurkan dalam minuman istimewa untuk memunculkan rasa senang dan juga efek pengobatan. Salah satu minuman populer adalah bhang, campuran dari pasta ganja (dibuat dari daun dan tunas), susu, rempah, dan ghee.
Minuman ini dianggap memiliki khasiat menghilangkan kecemasan. Selain itu bhang juga menjadi obat untuk menyembuhkan demam, disentri, gangguan pencernaan, serta membuat kita lebih awas.
Abad pertengahan
Komentar