PENCURI KECIL DARI GG TUMARITIS (bagian 1)

PENCURI KECIL DARI GG TUMARITIS

Bagian : I 

Oleh : Umbaran F Kencana









Tahun 1991.
Sore hari di desa kecil bernama Lemah Abang daerah Jawa Barat, hujan lebat sekali hari itu di sebuah rumah kontrakan kami tinggal.

"Mah...Ayah pulang ngga? tanyaku".Aku berdiri diatas bangku berdua dengan adik ku saat itu umurku 8th dan adikku 5th.
"Insya Allah pulang,kamu udah mengerjakan PR belum?"Ohh iya Mah kk lupa...kuambil tas ku dan kukeluarkan tugas rumahku"Ayo dek kamu juga belajar"."iya kak".Adik ku (Rama) juga mengambil tas pelajarannya,saat itu Rama tidak bisa masuk taman kanak2 karena keuangan keluarga kami yang pas hanya untuk makan karena ayahku hanya buruh pabrik yang bekerja di kota jakarta.

Namaku Bara , adikku bernama Rama dan adiku yang bungsu cewe bernama Silvi. Kami dilahirkan tidak jauh usia nya hanya beda 2 tahun kecuali Silvi dia beda 7 tahun saat ini dia baru berusia 1th.

Matahari pagi sudah menerangi jendela kontrakan rumahku saat nya bergegas ke sekolah.
"Sarapanya dimakan dulu Kak."
"Iya mah sudah habis, ini kakak sisain sedikit buat si dede nanti kalau bangun." 
Nasi goreng tanpa telur tanpa sosis jadi sarapan favoritku, Mamah ku pintar sekali masak walau dengan uang belanja yang pas-pasan semua yang dimasaknya menjadi favorit ku.
Nasi dengan tahu gejrot cabe hijau saja sudah nikmat sekali.

Asalamualaikum Bara !!
Suara Armand didepan pintu.
"Walaikumsalam, masuk Armand kamu sudah sarapan? Tanya Mamaku.
" Sudah Bu, dan saya bawa bekal juga dari Ibu saya."
Arman 4th diatas aku saat itu aku kelas 2 SD dan Arman kelas 6 SD, Orang tua Armand berkecukupan Bapaknya salah satu Dr. Ternama di daerah Lemah Abang. Ya Armand salah satu anak yang beruntung.

"Mahh Kk jalan dulu yaa Asalamualaikum."
Walaikumsalam sahut Mamahku.

Aku dan Armand jalan waktu tempuh kamu 10 menit jalan kaki sampai kesekolah

"Urang ges nyien strategi untuk kita ambil uang tabungan di kelas 6 nanti kita ajak Yusuf, bagaimana menurut maneh Bar? 

"Urang sien Mand kalau ketahuan nanti bagaimana? 

"Tenang wae Bar urang ges atur waktu nya saat sekolah libur! 

Lalu kamu yakin Yusuf mau ikut kita? 

"Yusuf ges urang jelaskan bagaimana strateginya dan dia setuju Bar."

"Urang nte setuju Mand ambil uang itu, lalu buat apa uang itu Mand?

"Yahh buat kita jajan yang enak-enak!" Santai sekali jawaban Arman padahal iya tinggal meminta ke orangtuanya pasti diberi.

Aku hanya diam tidak menjawab setuju atau tidak setuju dengan rencananya Armand. Tapi uang jajan ku memang yang paling dikit dari teman2ku yang lain, tapi mamahku mengajarkan aku untuk selalu jujur biar tidak punya uang sekalipun selalu aku ingat itu pesan dari beliau.

"Hari minggu besok kita jalankan rencana itu jam 6 pagi kamu jangan lupa ya."

Aku terdiam tidak memberikan tanda setuju.

Awas kamu kalau tidak ikut aku beri kamu pelajaran tidak akan berteman dengan kamu dan kita akan pukulin kamu! ancam Armand. 

Dengan ancaman Armand aku pun mengangguk karena takut juga dengan ancaman Armand, karena hanya dia dan Yusuf teman ku di sekolah maupun dirumah.

Yusuf 1 bangku denganku dan diapun sepupunya Arman.

Yusuf kamu sudah dengar rencananya Armand??
Sambil mengeluarkan buku pelajaran dikelas Yusuf hanya mengangguk dengan tatapan takut, aku yakin Yusuf juga mengalami ancaman seperti Aku.

"Selamat pagi Anak- anak." 
Selamat pagi Pak!!! Suara 1 kelas bergema 

Siap berdiri, beri hormat !!!
Suara Anggita ketua kelas peranakan china, orangtuanya mempunyai toko di seberang statsiun Lemah Abang.

Selamat pagi Pak Darso!!!

"Kita mulai pelajaran hari ini ya coba kumpulkan PR yang kemarin hari kamis Bapak berikan, Anggita tolong dikumpulkan yaa ."

"Iya Pak."
Anggita membalas dengan suara munggilnya.

"Bar nanti habis jum'atan kita kelebak ada kolam baru dan itu dalam sepertinya asik dari pada kita berenang di sungai terus."

Yusuf sangat ahli dalam berenang aku belajar berenang dari Yusuf, berenang di sungai dalam, lebak ( kolam bekas galian pembuatan batu bata) maupun berenang di pintu air yang deras airnya.

"Ok habis jum'atan aku kerumah kamu yaa."

Sehabis pulang sekolah kita ber 3 selalu pulang bersama Aku, Armand, dan Yusuf.

Arman kamu nanti mau ikut berenang di lebak habis jum'atan?? 

"Tidak Bar aku pasti tidak boleh keluar sama Ibu ku, kamu saja dengan Yusuf tapi jangan lupa rencana kita hari minggu yaa."

Aku hanya saling tatap dengan Yusuf.

"Sampai ketemu yaa nanti jam 13:00 Bar." 
Yusuf berlalu sambil melambaikan tangan
Ok sampai ketemu Yusuf . "

Sehabis pulang dari sholat jum'at aku bergegas makan yang ada di meja makan walau hanya makanan yang seadanya seperti tempe goreng dan sambal aku lahap sekali makannya karena masakan mamah memang paling enak, olahan tempe yang bisa beda-beda tiap harinya. 

Senin tempe orek, selasa tempe bacem, rabu tempe goreng tepung, kamis tempe orek basah dengan cabe hijau, jumat tempe goreng tipis, sabtu terkadang tidak masak tempe karena Ayah aku biasanya pulang mamah masak ayam atau ikan tongkol, minggu nya masakan favorit ku jengkol goreng dengan siraman cabe merah yang pedas.

"Mah tempe lagi yaa,? 
adik ku Rama menanyakan makanan siang ini yang ada didalam tutup saji.

"Makan yang ada De kamu kan tau keadaan kita sekarang tetap bersyukur masih di beri makan, masih ada orang yang lebih susah di luar sana terkadang mereka makan terkadang mereka tidak bisa makan."

"Iya Mah Ade suka kok makanan yang selalu Mamah masak, terimakasih yaa Mah."

Dan aku melahap tempe itu dengan lahap segera menghabiskan makanan yang disendoki Mamahku, karena siang ini aku dan Yusuf untuk berenang di Lebak sebuah lahan yang bekas pabrik bata meninggalkan kubangan yang bisa untuk area bermain kita biasanya berbentuk kolam kecil tidak dalam tapi Yusuf bilang ini ada kubangan baru yang agak dalam aku sangat ingin segera melihat dan berenang disana.

Kami memang bukan berasal dari daerah Lemah Abang ini, aku dilahirkan di Jakarta adikku Rama juga di Jakarta kecuali Silvy dia lahir di Lemah Abang tahun kemarin. Keluarga kami harus pindah karena keadaan Ayahku yang terkena PHK di persuahaan sebelumnya jadi kami pindah dekat rumah Nenek aku yang kami panggil Emak. Emak tinggal tidak jauh dari rumah kontrakan kami entah kenapa Mamah aku tidak mau tinggal bareng dengan Emak, mungkin karena tidak enak dengan suami barunya si Emak.

Awalnya aku sangat menolak pindah kesini karena akan sangat berbeda sekali keadaan nya yang dimana kami tempat tinggal kami di Jakarta agak lumayan besar dan lingkungan yang nyaman tiba-tiba harus merasakan tinggal dengan keadaan yang sempit jauh dari keramaian, belum lagi kendala bahasa dan Ayah yang pulang seminggu sekali terkadang 2 minggu sekali sangat berat sekali tanpa harapan yang jelas tinggal disana.

"Mah Kk main dulu yaa kerumah Yusuf," setelah merapihkan piring sehabis aku makan langsung aku pamit ke Mamah aku.

"Iya Ka jangan kesorean pulangnya jam 4 harus udah dirumah yaa."

"Iya Mah." sahut ku.

"Ka mau kemana,? suara Emak tiba-tiba masuk kerumah 

"Mau kerumah Yusuf Mak." aku sangat disayang sama Emak karena aku cucu pertamanya Emak,

"Si Bara jangan kasih main terus Ni, anak-anak sini mainnya jauh terus suka main ke lebak itu yang bekas galian pabrik bata." 
Nama Mamah ku Yuni dia anak pertama dari 3 bersaudara anaknya si Emak yang dekat dengan Emak yaa Mamahku.

"Ahh masa iyaa Mak dia bilangnya kerumah si Yusuf mudah-mudahan dia bener yaa Mak ga bohong."

"Nanti Emak lihat deh kerumah nya Yusuf bener ga dia main dirumahnya."

"Iya Mak."

Sahut Mamah aku sambil nidurin Silvi dan Rama di tempat tidur, dan Emak makan di meja makan, aku memang tidak pernah bilang kalau main ke lebak atau pintu air yang berada di seberang statsiun belakang pasar memang kalau pintu air agak jauh dari tempat tinggalku, jarang aku berenang di pintu air kecuali hari minggu.

Yusuf sudah menunggu di depan rumahnya, rumah Yusuf agak besar dia tinggal dengan Kakek Neneknya orangtuanya merantau ke Jakarta, Yusuf itu masih saudara dengan Armand mereka sepupuan jadi Yusuf sangat takut dengan Armand, aku jadi teringat rencana Armand di hari minggu nanti ahhh masa bodo lahh pikirku, yang terjadi sekarang ya sekarang, hari minggu yaa hari minggu.

"Suf ayo sekarang aja kita ke lebak." 

"Tunggu Armand dulu Bar dia mau ikut katanya."

"Emang kamu bilang kita mau ke lebak?"

"Iya Bar," sambil minum es sirup di plastik yang ada di genggaman tangannya.

"Kamu mau es Bar?"

"Mau dong!" Yusuf tidak pelit dia selalu membagi apa yang dia punya makannya aku senang main dengan dia.

"Nah Eta si Armand!" kadang Yusuf suka campur-campur bahasanya jadi aku sedikit mengerti bahasa sunda dan di sekolahpun di pelajari bahasa sunda.

"Hayu Suf urang ges bawa salin rek ngobak di lebak, ayena weh kita kemond." 

"Hayu atuh urang ges nunggu dari tadi jeng si Bara dari tadi,"

"Bar Emak kamu nyariin ngga nanti urang ngeri di cerekan?"

"Nte Mand Emak lagi tidur jam segini yang penting urang pulang jam opat nyak." 

"Halahh maneh ngges alusnya sunda na Bar?" ledek Armand karena aku baru belajar juga bahasa sunda baru 1 tahun aku belajar bahasa sunda ini tahun ke 2 aku sekolah di Lemah Abang kelas 2 SD.

"Ya saetik saetik Mand hahhahahahah."

Yusuf pun tertawa dan kami langsung jalan menuju lebak tidak jauh dari tempat kami tinggal jalan menyusuri pinggiran rel kereta kurang lebih 1 km jauhnya dari rumah kami ber 3, memang rumah kami berdekatan. Kami melewati persawahan padi dan pemakaman kecil tidak jauh dari sana sudah terlihat bangunan kecil untuk pembuatan batu bata dan genting, sampai di lebak terlihat ada beberapa kubangan kecil bekas galian.

"Yang mana Suf?" tanyaku 

"Eta nu harep Bar samping pabrik."

"Hadehh aya si Opri jeng si Roni pasti ga asik ini Suf ngobak kita mereka tuh sok jagoan." 

"Tenang Bar aya urang, sikat wae kalau ngajak gelut." Sahut Armand yang badannya lebih besar di banding kita Armand memang sudah kelas 6 beda 4 tahun diatas kita berdua.


bersambung


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOn't Panic It's Organic

Biaya Penyalahan Narkoba